sumber: youtube
Candi
Penataran atau Candi Panataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan candi bersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran,
Kecamatan Nglegok, Kabupaten
Blitar, Jawa Timur.
Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud,
di sebelah utara Blitar,
pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang tersimpan
di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dariKerajaan
Kadiri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa
pemerintahan Wikramawardhana,
Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415. Dalam
kitab Desawarnana atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi
ini disebut sebagai bangunan suci "Palah" yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan kerajaan bertamasya
keliling Jawa Timur.
Sejarah
Candi Penataran
Nama asli
candi Penataran dipercaya adalah Candi Palah yang disebut
dalam prasasti Palah, dibangun pada tahun 1194 oleh
Raja Çrnga (Syrenggra) yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara
Triwikramawataranindita Çrengalancana Digwijayottungadewa yang memerintah
kerajaan Kediri antara tahun 1190 – 1200, sebagai candi gunung untuk tempat
upacara pemujaan agar dapat menangkal atau menghindar dari mara bahaya yang
disebabkan oleh Gunung Kelud yang sering meletus. Kitab Negarakretagama yang ditulis olehMpu Prapanca menceritakan
perjalanan Raja Hayam Wuruk, yang memerintah kerajaan Majapahit
antara tahun 1350 – 1389, ke Candi Palah untuk melakukan pemujaan kepada Hyang
Acalapat, perwujudan Siwa sebagai Girindra (Giri Indra, raja penguasa gunung).
Kesamaan
nama Girindra yang disebut pada kitab Negarakretagama dengan nama Ken Arok yang
bergelar Girindra atau Girinatha menimbulkan dugaan bahwa Candi Penataran
adalah tempat pedharmaan (perabuan) Ken Arok, Girindra juga adalah nama salah
satu wangsa yang diturunkan oleh Ken Arok selain wangsa Rajasa dan
wangsa Wardhana. Sedangkan Hyang Acalapati adalah salah satu perwujudan dari
Dewa Siwa, serupa dengan peneladanan sifat-sifat Bathara Siwa yang konon
dijalankan Ken Arok.
Perhatian
terhadap prasasti Palah kembali pada tahun 1286, pada masa pemerintahan Kertanegara.
Dia mendirikan Candi Naga dengan hiasan relief naga yang disangga oleh 9 orang
sebagai lambang candrasengkala ”Naga muluk sinangga jalma” atau tahun 1208
Saka.
Pada masa
pemerintahan Jayanegara candi Penataran mulai mendapat perhatian
kembali, kemudian dilanjutkan pada masa Tribuanatunggadewi dan Hayam Wuruk.
Pemujaan terhadap Dewa Palah semakin kental diwarnai pemujaan kepada Dewa
Gunung atau Syiwa. Candi Penataran diresmikan sebagai candi negara dengan
status dharma lepas. Sesuai angka tahun yang dipahatkan didinding kolam yaitu
tahun 1337 Saka atau tahun 1415 M merupakan angka tahun termuda di antara
angka-angka tahun yang terdapat di kompleks candi Penataran tersebut. Waktu itu
Majapahit di dalam masa pemerintahan Wikramawardhana.
Kronik
berbahasa Sunda yang berasal dari abad XV mengenai kisah perjalanan Bujangga
Manik, seorang bangsawan Kerajaan
Sunda, menyebutkan bahwa "Rabut Palah" masih merupakan
tempat belajar agama dan tujuan ziarah yang ramai. Dalam naskah itu sang tokoh
mengaku tinggal di sana selama setahun dan kemudian terpaksa pergi karena para
peziarah "lebih mementingkan hal duniawi"[4].
Candi
Penataran pertama kali dilaporkan keberadaannya oleh catatan Inggris pada tahun
1815, tetapi sampai tahun 1850 belum banyak dikenal. Penemunya adalah Sir Thomas
Stamford Raffles (1781-1826), gubernur jenderal pemerintah
kolonial Inggris yang pernah berkuasa di Nusantara. Seiring berjalannya waktu,
kompleks candi Penataran yang dahulunya sempat terabaikan sekarang mulai
mendapatkan perhatian dari pemerintah dan kemudian dipugar. Kini candi ini
menjadi tujuan wisata yang menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar